WARTAVIRAL.ID, BANDARLAMPUNG — Sektor angkutan barang PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus mencatatkan hasil positif. Pada 2022, KAI mengangkut 58.006.880 ton barang (unaudited), atau meningkat 15% dibandingkan 2021 sebanyak 50.261.778 ton barang.
Terkhusus untuk Divre IV Tanjungkarang telah mengangkut 23.858.828 ton barang, atau meningkat 17% dibandingkan 2021 sebanyak 20.468.266 ton barang.
“Angkutan barang merupakan salah satu andalan perusahaan di saat angkutan penumpang sedang terus tumbuh secara bertahap saat kondisi pandemi melandai. Meningkatnya angkutan barang Divre IV Tanjungkarang pada 2022 antara lain didorong adanya penambahan sarana angkutan barang serta perjalanan kereta api barang,” ujar Pelaksana Harian Manager Humas Divre IV Tanjungkarang, M Reza Fahlepi.
Komoditi yang mengalami peningkatan tertinggi di wilayah Divre IV Tanjungkarang yaitu batu bara, bertambah 3,3 juta ton atau naik 17 % dari 20 juta ton menjadi 23,4 juta ton. Peningkatan juga terdapat pada angkutan semen sebesar 15,2 ribu ton atau naik 7% dari 264 rb ton menjadi 283 rb ton. Tren positif pun terjadi pada komoditi lain seperti BBM, pulp dan lainnya.
Reza mengatakan, Divre IV Tanjungkarang melayani berbagai komoditi angkutan barang seperti batu bara, semen, BBM, pulp dan lainnya. Angkutan barang menggunakan kereta api memiliki berbagai keunggulan seperti ketepatan waktu, keamanan, kapasitas besar, bebas pungutan liar, dan dikelola oleh SDM yang profesional.
“Kelebihan kereta api salah satunya adalah kapasitasnya yang sangat besar. Satu gerbong bisa mengangkut 50 ton atau seukuran 2 truk kontainer. Bahkan, satu rangkaian KA angkutan batu bara dapat menarik 60 gerbong atau 3.000 ton sekaligus. Jika diangkut truk butuh kurang lebih 120 truk,” kata Reza.
Pada 2023 ini, Divre IV Tanjungkarang menargetkan mengangkut 23,4 juta ton atau sama dengan tahun 2022. KAI akan terus berinovasi agar dapat meningkatkan volume dan kinerja angkutan barang menggunakan kereta api.
Inovasi lainnya yaitu KAI akan mengembangkan stasiun sebagai suatu ekosistem layanan untuk menyediakan jasa gudang transit berbasis rel. Adapun di bidang teknologi informasi, KAI terus mengembangkan sistem aplikasi yang akan memudahkan KAI dan mitra untuk dapat memonitor data serta pergerakan barangnya secara realtime.
“Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global,” tutup Reza. (*)