Lampung Selatan – Korban angin puting beliung Desa Rangai Tritunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan keluhkan bantuan yang didapat tidak sesuai.
Berdasarkan informasi yang didapat salah satu korban terdampak bencana angin puting beliung,
bantuan pertama dari Pemkab Lampung Selatan, yaitu berupa sembako, minyak 1 liter, mie instan 10 buah, gula 1/4 kg , sarden ukuran kecil 1 kaleng, beras 5 kg kalau diuangkan sekitar Rp 100 ribu, dan pembagiannya pun merata ke semua korban bencana puting beliung.
Kemudian, bantuan kedua yang diberikan oleh Pemerintah Daerah yang diwakilkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Lampung Selatan, bantuan dari BPBD dirasa kurang sesuai.
“Tanggal 9 Juli 2023 kemarin, kami seluruh korban angin puting beliung diberi intruksi untuk berkumpul di balai desa setempat, guna mendapatkan bantuan kembali,” ungkapnya saat dihubungi baru-baru ini.
Ia merasa ada janggal, karena dipanggil satu persatu saat diberi bantuan. Pun bagian yang rumahnya mengalami kerusakan parah dipanggil belakangan.
“Sedangkan bagian yang rumahnya mengalami kerusakan ringan dipanggil bagian pertama,” imbuhnya.
Ia mengatakan, keanehan kembali muncul, saat mendengar kabar rumah warga yang mengalami kerusakan parah mendapatkan bantuan lebih sedikit daripada mereka yang mengalami kerusakan ringan.
“Buat mereka (warga) yang mengalami kerusakan ringan dapat bantuan sebesar Rp500-700 ribu. Sedangkan kami yang mengalami kerusakan parah cuman dapat Rp500 ribu,” katanya.
Wanita berjilbab ini berujar, hal ini yang membuat kisruh dan protes di saat pembagian bantuan, rumah yang kerusakannya tidak parah, hanya bocor asbesnya dan hanya ditambal saja malah mendapatkan bantuan lebih banyak.
“Bahkan ada saudara dan tetangga saya yang keangkat balok rumahnya hanya mendapatkan bantuan Rp500 ribu, sedangkan biaya memperbaikinya Rp2 juta lebih,” paparnya.
Ia mengaku mendapat kabar dari salah satu tokoh, di desa, bantuan turun dari Pemerintah Daerah sebesar Rp 27 juta.
“Tapi sebelum dibagikan juga ada bocoran bantuan Rp1,5 juta pada korban, tapi yang turun hanya Rp13 juta, alasan BPBD yang di-acc hanya Rp13 juta,” ungkapnya.
“Kami protes ke pihak BPDB Lamsel kenapa bisa begini, bukannya kami tidak bersyukur, tapi caranya tidak begini, bantuan yang diberikan tidak sesuai,” tambahannya
Padahal kata dia, sebelumnya pihak BPBD Lampung Selatan sudah melakukan peninjau terhadap rumah para korban terdampak angin puting beliung, bahkan sudah difoto sebagai bukti.
“Tapi ketika pembagian bantuan, malah tidak sesuai, jadi ya percuma saja dong peninjauan yang dilakukan oleh BPDB,” sesalnya.
Ia menuturkan, ia dan para korban yang mengalami kerusakan parah, sudah membuat surat pernyataan terkait pembagian bantuan yang tidak adil.
“Semuanya sudah ikut tanda tangan, dan surat pernyataan ini sudah kami sampaikan ke BPDB Lamsel di saat itu juga untuk disampaikan ke pemerintah daerah, mereka perwakilan BPDB Lamsel mengiyakan akan menyampaikan protes ini, tapi yang saya takutnya hanya janji saja dan tidak disampaikan protes kami,” tegasnya.
Sebelumnya, sebanyak 19 rumah di Desa Rangai Tritunggal Lampung Selatan Rusak diterjang puting beliung pada pukul 21.44 WIB, Sabtu (13/5/2023).
Sebanyak 19 rumah mengalami rusak ringan, sedangkan, 7 rumah lainnya di mengalami rusak sedang.
Kepala desa Rangai Tritunggal, Sopyan membenarkan ada beberapa rumah warganya yang terdampak hujan disertai angin puting.
“Akibatnya 19 rumah di dusun kampung Sawah, Desa Rangai Tritunggal, mengalami kerusakan ringan,” kata Sopyan, Minggu (14/5).
Sedangkan 7 rumah lainnya, kata Sopyan, mengalami rusak sedang.
Sopyan menyebut, tidak ada rumah yang roboh akibat hujan disertai angin puting beliung tersebut.
Hanya saja, menurut sopyan, ada beberapa bagian rumah warga yang mengalami kerusakan atap ringan.
“Sebatas beberapa asbes atap rumah warga yang bergeser,” ujarnya
Sopyan menyebut tidak ada korban, akibat peristiwa hujan disertai angin puting beliung tersebut.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Lampung Selatan, Heri Bastian mengatakan pihaknya masih mendata kerusakan, kerugian dan korban jiwa akibat peristiwa hujan disertai angin puting beliung tersebut.
“Hari ini tim TRC kami turunkan untuk melihat kembali kondisi di lapangan dan mencatat estimasi kerusakan,” kata Heri. (Gus/ndi)