Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) kembali berencana menjadikan lahan rawa menjadi sawah. Langkah ini dilakukan untuk menggenjot produksi di dalam negeri.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut ada sekitar 1,5 juta hektare lahan rawa baik rawa mineral maupun rawa tadah hujan yang bisa digarap untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP), dilansir dari CNBC Indonesia.
“Kita rencanakan akselerasi, ada potensi besar di Indonesia yakni lahan yang bisa digarap, kurang lebih 1,5 juta hektare dan kita fokus garap dulu meningkatkan indeks pertanaman (IP) lebih mudah,” kata Amran saat ditemui wartawan di Kantor Kementan Jakarta, Senin (30/10/2023).
Amran menargetkan, dengan rencana tersebut nantinya lahan rawa yang IP hanya 1 menjadi 2, dan yang sebelumnya 0 menjadi 2.
“Rawa ini dijadikan lahan yang IP nya 1 jadi 2, 0 jadi 2. Ini target kita,” ujarnya.
Namun, ia mengatakan pihaknya sampai dengan saat ini masih belum menghitung anggaran untuk menggarap lahan rawa tersebut. “Nanti kita anggarkan ini,” ucap Amran.
“Kalau ini kita lakukan InsyaAllah pertanian kita beres,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, banyak potensi di lahan rawa yang siap digarap untuk menggenjot produksi, termasuk lahan tadah hujan, lahan lebak, dan lahan pasang surut.
“Banyak potensi lahan di lahan rawa yang siap, dengan perlakuan yang nggak terlalu sulit untuk kita kejar tanam, yang potensial segera diproses produksi, segera dikejar,” kata Suwandi saat ditemui di kesempatan yang berbeda.
Ia mengatakan, penggarapan lahan rawa dilakukan secara bertahap. Sekarang ini Kementan akan mengejar terlebih dahulu 1 juta hektare di tanah mineral atau rawa yang bisa ditanami padi.
“Ini bertahap, kita kejar dulu yang 1 juta hektare di rawa mineral, atau rawa yang bisa ditanami padi,”
Adapun sejumlah daerahnya, ungkap Suwandi, ada di Sumatera Selatan, Sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Pokoknya kita kerja yang maksimal, yang lebih cepat kita kejar itu,” lanjutnya.
Suwandi menuturkan bahwa saat ini pihaknya telah mulai melakukan konsolidasi dengan pemangku kepentingan. Seperti menyiapkan bibit dan pupuk.
“Pokoknya November ini sudah mulai gerak, sebelah utara khatulistiwa kan air sudah cukup, yang selatan khatulistiwa ini bulan November sudah mulai bergerak tanam. Sudah banyak petani bergerak mengolah lahan,” jelas dia.
Apabila proses tanam padi sudah dilakukan sejak November ini, kata dia, kemungkinan panen akan dilakukan pada Februari 2024.
“Kalau bulan November akan dipanen di Februari, yang ditanam Desember akan dipanen Maret,” pungkasnya. (*)