JAKARTA – Menteri Luar negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia kecewa setelah DK PBB gagal mensahkan resolusi soal gencatan senjata di Gaza.
Pesan tersebut disampaikan saat pertemuan Khusus Executive Board WHO di Jenewa, Swiss.Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno LP Marsudi menyampaikan Indonesia kecewa setelah Dewan Keamanan PBB gagal mensahkan resolusi soal gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Retno mengatakan gencatan senjata bisa mengurangi penderitaan rakyat Gaza.Hal itu disampaikan saat menghadiri pertemuan Khusus Executive Board WHO yang membahas situasi di Gaza di Jenewa, Swiss.
Executive Board adalah organ eksekutif WHO di bawah World Health Assembly yang beranggotakan 34 negara.”Dalam pertemuan saya sampaikan bahwa Indonesia sangat kecewa Dewan Keamanan PBB kembali gagal mensahkan resolusi mengenai humanitarian ceasefire yang akan dapat mengurangi penderitaan masyarakat Gaza,” kata Retno, dalam tayangan YouTube Kemlu RI, Senin (11/12).
“Upaya harus terus dilakukan guna memperbaiki situasi Gaza.Kita tidak boleh MENYERAH. Never give up,” sambungnya.Dalam pertemuan itu, Retno juga menyampaikan soal kondisi memprihatinkan fasilitas kesehatan di Gaza.
Retno menuturkan semua fasilitas kesehatan di Gaza kelebihan kapasitas.Atas hal itu, lanjut Retno, Indonesia mendesak Israel menghormati hak atas kesehatan dan akses masyarakat Gaza terhadap fasilitas kesehatan.
Retno mengatakan Indonesia akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza.”Indonesia telah mengirimkan 4 sortie bantuan kemanusiaan.
Indonesia juga akan mengirimkan kapal rumah sakit ke Gaza guna membantu masyarakat yang terluka dan sakit,” paparnya.Lebih lanjut, Retno mengatakan pentingnya perlindungan seluruh pekerja dan fasilitas medis.
Dia juga mengatakan hukum humaniter internasional harus dihormati dan ditegakkan.”Indonesia mendesak adanya akuntabilitas dan keadilan atas seluruh serangan terhadap pekerja dan fasilitas medis di Gaza.
Ketiga, pentingnya peningkatan mobilisasi dukungan untuk WHO,” kata dia.Retno menyebut dukungan itu diperlukan agar program WHO dan UNRWA di Gaza bisa terus beroperasi.
Indonesia, lanjut Retno, juga mendukung WHO melakukan donors conference agar bisa membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina.(*)