BandarlampungBeritaBerita UtamaOpiniViral

Banjir Belokan Pilwakot dan Masyarakat

911
×

Banjir Belokan Pilwakot dan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Istimewa

Oleh : Deni Haddad (Pengagum Ikan Channa)

Penyebab banjir mencakup curah hujan yang tinggi; permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut; wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan sedikit resapan air; pendirian bangunan disepanjang bantaran sungai; aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh sampah; serta kurangnya perhatian pemerintah terkait persoalan yang menjadi momok bagi mereka yang terdampak.

Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 kmĀ² yang terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan jumlah penduduk berkisar 1 juta lebih ini.

Kota yang berjuluk Tapis Berseri ini berdiri pada 27 Juni 1682 atau sudah menginjak usia ke 341 tahun dan sudah dipimpin oleh seorang walikota sebanyak 11 orang dalam kelangsungan ibukota provinsi Lampung ini.

di usia yang sudah mumpuni ini berbagai kemajuan, prestasi sudah pernah diraihnya, namun tak hanya sisi positif banyak pula sisi negatif yang kejuntrungan berdampak pada masyarakat yang berdiam diri pada kota tersebut.

Berikut yang terkesan menjadi PR (baca; PeEr) pemimpin yang disebut Walikota di Kota ini tak lain dan tak bukan semerawutnya tata kelola kota yang berakibat masyarakat di sebagian wilayah di kota ini terdampak banjir yang tak tak ada solusi oleh pemerintahnya.

di tahun ini saja, mungkin sudah berapa kali kita melihat dan menyaksikan juga terkena oleh genangan air hujan yang berdampak banjir di rumah-rumah warga.

Kalau melihat di akhir tahun kepemimpinan Walikota Eva Dwiana saat ini sudah bisa dipastikan tidak ada solusi yang konkret dalam memberikan solusi agar tidak ada lagi wilayah di kota ini alami banjir.

Persoalan banjir di kota ini sebetulnya bukan persoalan jumlah penduduk yang padat, faktor alam atau akibat turunnya dataran darat di bawah permukaan laut, bukan itu melainkan tata kelola drinase pembuangan airnya sangat miris dan ini mengakibatkan ketika curah hujan yang tinggi pasti mengakibatkan bagian dataran rendah banjir.

Baca Juga :  Bupati Pesawaran Terima Penghargaan Trophy Abyakta AK Pwi Tahun 2023

Bicara ruang terbuka hijau di kota ini sudah hampir punah, sebab banyak yang dulunya jadi tempat penghijauan kota sudah berganti bangunan menjadi mall, ruko juga perumahan-perumahan warga dan ini juga salahsatu penyebab terjadinya banjir.

Kenapa saya bisa bilang ulah tata kelola kota yang kurang benar? karena setiap curah hujan tinggi sekali lagi banyak warga alami supply air yang berlebih bahkan sampah-sampah ikut dalam aliran air banjir tersebut dan ini menjadi persoalan kota ini di beberapa tahun ini.

Sudah saatnya warga kota Bandarlampung pintar-pintar memilih pemimpinnya kedepan agar mampu dan mumpuni mengurus salahsatu persoalan di kota ini, sebab jika tidak dipimpin oleh pemimpin yang cakap lama kelamaan kota Tapis Berseri ini bisa tenggalam terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di dataran rendah.

Saatnya dipimpin oleh calon pemimpin yang layak, pemimpin yang pandai bekerja juga pemimpin yang mampu menjadikan kota ini menjadi kota Megapolitan layaknya kota-kota besar yang lain di Indonesia.

Sekali lagi kita sama-sama berharap sosok pemimpin yang mampu mengurus kota ini, jangan cuma pemimpin yang sebatas pragmatis kekuasaan saja, jika sudah jadi Wallahualam mau memikirkan persoalan warga. Tabik Pun.